Adinda, wanita di sekat sana, yang kelak Dia pilihkan untukku.
Mari kita baca bismillah untuk mengawali surat biasa ini. Agar, hati ini hati kita terhindar dari noda dan dosa. Terbebas dari penyakit hati dan desas-desus Syetan yang melenakan.
Bismillahirrohmanirrohim.
Dengan nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Ku persembahkan surat ini buatmu Adinda di sekat sana.
Bagaimana kabarmu? aku mintakan pada-Nya agar kau tetap baik-baik saja. Baik secara lahir maupun batinmu. Serta, baik juga imanmu, karena seindah sebahagia-bahagianya kita sebagai muslim ialah iman yang tertancap kuat di hati. Semoga kaupun selalu mendoakanku.
Tak terasa sudah demikian lama kita hidup di dunia ini. Bergelut dengan kefanaan yang seolah tanpa ujung. Padahal, kelak akan punah menjadi tanah. Kita terseret, lalu terbawa hingga kadang lupa jalan pulang pada kematian. Andai terus saja kita ingat akan itu semua, tak mungkin diri resah akan dunia setelah kematian.
Adinda, wanita di sekat sana yang tak pernah kuketahui siapa engkau,
Kadangkala aku merasa resah. Jika malam kian gelisah, karena tak jua aku mampu menemukanmu. Selimut tidurku tak cukup untuk mengusir dinginya malam. Sholat wajibku serasa tak sempurna jika tak ada seseorang mendampingi di sisi. Ingin rasanya ku gaungkan ayat-ayat cinta Alloh dalam setiap lirih sholatku bersama denganmu pun anak-anak kita kelak. Aku menjadi imammu dan kau makmumku.
Adinda, yang Tuhan ciptakan untuk mendampingiku,
Setelah bakda Maghrib maupun waktu-waktu seperti biasanya, kau membacakan ayat-ayat Alquran untuk dirimu dan Tuhanmu. Ingin, rasanya ku dengar suara syahdumu, ingin rasanya kita alunkan bersama ayat-ayat cinta-Nya. Kita baca dengan suara yang mengalun dalam hati penuh kerinduan pada Alloh dan Rosul-Nya. Tak usah banyak-banyak satu ayat pun cukup, dan itu terserah maumu. Karena, setelahnya ada keimanan yang terpancar di rumah kita. Rumah tanpa kata, rumah sederhana yang hanya ada tawa dan canda bahagia penuh cinta.
Adinda,
Tahukah kau bahwa setiap kali aku memulai aktifitas seperti ada yang kurang jika kutoleh kekiri kekanan. Alangkah indah rasanya bangun sepertiga malam, ambil barang dua Rokaat dan bermunajat pada Robb Alloh SWT Tuhan kita. Kita mengadu bersama pada-Nya. Curhat bersama menaruhkan kerinduan pada-Nya. Menguntai kata perkata berselimutkan iman, hingga tak terasa air mata berlinang di pipi kita. Kau memandangku, lalu ku usap air matamu. Subhanalloh, pipimu merona merah kala kita berpadndang mata. Duhai indahnya.
Lalu, kau ingatkan aku untuk tak tidur lagi hingga menemui Subuh. Selesai berjama'ah subuh kau siapkan keperluanku. Aku seperti biasa pergi ke pasar ciputat atau pasar kebayoran lama memulai aktifitas seperti biasa. Aktifitas sebagai kuli panggul. Aku memang tak pernah tahu apakah cukup buatmu, tapi jika Tuhan telah pilihkan kau untukku, maka kita mesti bersyukur dengan semua pemberian-Nya.
Jika waktunya telah sampai di sepertiga pagi sebelum zuhur, sebelum aku berangkat ke tempat kerja biasa. Kau sediakan untukku, untuk kita sarapan pagi sederhana, kita makan bersama dengan senyum seperti biasa. Menu masakan yang katamu kau buat dengan segenap cinta. Duhai indahnya.
Adinda,
Aku menemuimu kembali setelah petang hampir hilang, kau menyambutku dengan senyum terindahmu. Kau kecup tanganku, lalu kita menikmati sore terindah. Jingga seroja yang tak ada tandingnya. Menguntai kembali do'a petang kepada-Nya.
Adinda,
Sekelumit inginku, keinginan sederhana keinginanku sebagai pria yang biasa-biasa saja. Hari-hariku memang sangat biasa-biasa saja. Hidupku dipenuhi hanya dengan hal-hal yang sederhana. Jika kau kelak dipertemukan denganku secara nyata, kumohon kau terima aku karena Dia, karena Alloh dalam setiap do'a panjangmu dan istikhorahmu. Kumohon pula agar kita mampu enyahkan sifat tamak dan kesombongan. Agar, kita bisa menjalani biduk rumah tangga dengan kesyukuran kelak.
Kau cerminku, aku pun cermin mu. Maka kuusahakan dalam diri ini selalu setia pada jalan-Nya. Kadang memang jalanku tak sempurna, belok kesana kesini. Aku pun bukan lelaki dicintai syurga, tapi aku berusaha menjadi yang terbaik dengan caraku. Aku usahakan agar seirama mungkin pada kebenaran. Maka, do'akanlah aku agar bisa sebanding imanku dengan imanmu. Kebaikanku dengan kebaikanmu.
Adinda, yang kurindukan dan tak kuketahui engkau siapa,
letih rasanya pencarian ini, seperti keletihanmu untuk menantiku menemukanmu. Tapi, aku selalu menyimpan harapan yang suci, dan berusaha menjadikan ahlak ini bisa dan mampu kau pandang dengan sesederhananya. Memang tak sebaik pria-pria yang kau kenal keshalihanya tapi aku akan berusaha semampu yang aku bisa.
Namun, jika tiba waktunya aku memang tak seperti yang kau inginkan, aku harap pandanglah aku karena ketulusanku.
Adinda,
Mari kita timbang kita susun dalam do'a do'a pada-Nya. Kita jadikan do'a sebagai senjata yang paling ampuh. Senjata untuk saling menemukan juga senjata untuk mengimbangi hiruk pikuk dunia yang melenakan. Semoga kita saling menemukan.
Sampai disini sementara surat ini buatmu. Surat dariku pria biasa saja, dengan hidup yang sederhana. Tunggu surat selanjutnya dariku hingga kita saling bertemu dalam munakahat. Semoga kau masih bertahan dan aku pun tetap pada jalan-Nya. Amin.
"Ya Allah Engkau mengetahui bahawa..
hati-hati ini telah berkumpul karena mengasihi-Mu
Bertemu untuk mematuhi perintah Mu
Bersatu memikul beban dakwah-Mu
Hati-hati ini telah mengikat janji setia
untuk mendaulat dan menyokong syariat-Mu
Maka eratkan lah ya Allah akan ikatannya
Kekalkan kemesraan antara hati-hati ini
Tunjukkanlah kepada hati-hati ini
akan jalannya yang benar
Penuhkanlah muara hati ini..
dengan limpahan iman, keyakinan dan keindahan tawakkal kepada-Mu
Hidup suburkanlah hati-hati ini
dengan makrifat, pengetahuan sebenar-benarnya tentang-Mu
Jika Engkau mentakdirkan mati
Maka matikanlah pemilik hati-hati ini
sebagai para syuhada' dlm perjuangan Agama-Mu
Engkau lah sebaik-baik sandaran..
dan sebaik-baik penolong ya Allah
Perkenankanlah permintaan ini
Amin ya Robbal A'alamin..
Wassalam
::salam sederhana, pria biasa, pria sederhana::
by Ben Santoso on Wednesday, March 30, 2011 at 8:44pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar